Sifat Wajib dan Mustahil Bagi Allah
Dalil naqli adalah bukti2
kebenaran Islam yang tertulis didalam Al-Qur'an.
Dalil aqli adalah bukti2
kebenaran Islam yang dibuktikan secara ilmiah oleh pemikiran akal (otak)
manusia yang logis.
Sifat Wajib Allah
1.
Wujud : artinya ada, ketetapan dan
kebenaran yang wajib bagi dzat Allah Swt yang tiada di sebabkan dengan sesuatu
sebab adalah “ada”.
A. Dalil Aqli sifat Wujud
Adanya semesta alam yang kita lihat sudah cukup dijadikan sebagai alasan adanya Allah, sebab tidak masuk akal seandainya ada sesuatu yang dibuat tanpa ada yang membuatnya.
B. Dalil Naqli sifat Wujud
جلقالسموات والارض وما بينهمافي ستةايام ﷲالذى
Allahlah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam (waktu) enam hari. (QS. AS sajdah [32]:4))
2. Qidam : artinya
sedia, hakikatnya adalah menafikan bermulanya wujud Allah Swt.
a. Dalil aqli
sifat Qidam
Seandainya Allah tidak qodim, mesti Allah hadits, sebab tidak ada penengah antara qodim
dan hadits.
Apabila Allah hadits maka mesti membutuhkan muhdits (yang membuat) mislanya A,
dan muhdits A mesti membutuhkan kepada Muhdits yang lain, misalnya B. Kemudian
muhdits B mesti membutuhkan muhdits yang lain juga, misalnya C. Begitulah
seterusnya.Apabila tiada ujungnya, maka dikatakan tasalsul (peristiwa
berantau), dan apabila yang ujung membutuhkan kepada Allah maka dikatan daur
(peristiwa berputar). Masing-masing dari tasalsul dan daur adalah mustahil
menurut akal. Maka setiap yang mengakibatkan tasalsul dan daur, yaitu hudutsnya
Allah adalah mustahil, maka Allah wajib bersifatQidam.
b. Dalil Naqli sifat Qidam
Firman Allah :
هوالاول والاخروالظاهروالباطن
Dialah yang awal dan yang akhir Yang zhohir dan yang bathin. (QS. Al-Hadid [57]:3)
3. Baqa’ : artinya kekal, Allah Swt kekal ada dan tidak
ada akhirnya
a. Dalil Aqli
sifat Baqa'
Seandainya Allah tidak wajib Baqo, yakni Wenang Allah Tiada, maka tidak akan disifati
Qidam.
Sedangkan Qidam tidak bisa dihilangkan dari Allah berdasarkan dalil yang telah
lewat dalam sifat Qidam.
b. Dalil Naqli Sifat Baqa'
Firman Allah :
كلشئ هالك إلاوجهه
Tiap sesuatu akan binasa (lenyap) kecuali Dzat-nya. (QS. Qoshos [28]:88)
4. Mukhalafatuhu Ta’ala
Lilhawadith : artinya Bersalahan Allah Swt dengan segala yang baharu,
pada dzat , sifat atau perbuatannya sama ada yang baru, yang telah ada atau
yang belum ada. Pada hakikat nya adalah menafikan Allah Ta’ala menyerupai
dengan yang baharu pada dzatnya, sifatnya atau perbuatannya.
a. Dalil Aqli sifat mukhalafah lil hawadits
Apabila diperkirakan Allah menyamai sekalian makhluknya, niscaya Allah dalah baru
(Hadits),
sedangkan Allah baru adalah mustahil
b. Dalil Naqli sifat mukhalafah lil hawadits
Firman Allah :
ليس كمثله شيئ وهوالسميع البصير
Tidak ada sesuatu apapun yang serupa dengan dia, dan dia-lah yang maha mendengar lagi maha melihat. (QS. Asy-Syuro [42]:11)
5. Qiyamuhu Ta’ala
Binafsihi : artinya berdiri Allah Swt dengan sendirinya, tidak
berkehendak kepada tempat yang berdiri (pada dzat) dan tidak berkehendak kepada
yang menjadikannya, karena ia tidak di jadikan tetapi telah jadi dengan
sendirinya, dan tidak
berkehendak kepada yang di jadikanNya.
a. Dalil Aqli sifat Qiyamuhu Binafsihi
Seadainya Allah membutuhkan dzat, niscaya Allah adalah sifat, sebab hanya sifatlah yang
selalu
membutuhkan dzat, sedangkan dzat selamanya tidak membutuhkan dzat lain untuk
berdirinya.
Dan apabila Allah “Sifat” adalah mustahil, sebab apabila Allah “sifat”, maka Allah tidak akan disifati dengan sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah, sedangkan sifat tersebut adalah termasuk sifat-sifat yang wajib bagi Allah berdasarkan dalil-dalil tertentu. Berarti apabila Allah tidak disifati dengan sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah adalah salah (Bathil), dan batal pula sesuatu yang mengakibatkannya, yaitu butuhnya Allah kepada dzat. Apabila batal butuhnya Allah kepada dzat maka tetap Maha kaya (istighna)nya Allah dari dzat.
Seandainya Allah membutuhkan sang pncipta, niscaya Allah baru (Hadts), sebab yang membutuhkan pencipta hanyalah yang baru sedangkan dzat qodim tidak membutuhkannya. Dan mustahil Allah Hadits, karena segala sesuatu yang hadits harus membutuhkan sang
Dan apabila Allah “Sifat” adalah mustahil, sebab apabila Allah “sifat”, maka Allah tidak akan disifati dengan sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah, sedangkan sifat tersebut adalah termasuk sifat-sifat yang wajib bagi Allah berdasarkan dalil-dalil tertentu. Berarti apabila Allah tidak disifati dengan sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah adalah salah (Bathil), dan batal pula sesuatu yang mengakibatkannya, yaitu butuhnya Allah kepada dzat. Apabila batal butuhnya Allah kepada dzat maka tetap Maha kaya (istighna)nya Allah dari dzat.
Seandainya Allah membutuhkan sang pncipta, niscaya Allah baru (Hadts), sebab yang membutuhkan pencipta hanyalah yang baru sedangkan dzat qodim tidak membutuhkannya. Dan mustahil Allah Hadits, karena segala sesuatu yang hadits harus membutuhkan sang
pencipta
(mujid) yang kelanjutannya akan mengakibatkan daur atau tasalul.
b. Dalil Naqli Sifat Qiamuhu Binafsihi
Firman Allah:
إن اﷲ لغنى عن العا لمين
Sesungguhnya Allah benar-benar maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta. (QS. Al Ankabut [29]:6)
6. Wahdaniyyah : artinya satunya Allah Swt pada dzat,
pada sifat dan pada perbuatanNya, tetapi
7. Qudrat :
artinya kuasanya Allah Swt, satu sifat yang qadim lagi azali yang tetap berdiri
pada zat Allah Swt, yang mengadakan tiap - tiap yang ada dan meniadakan tiap -
tiap yang tiada.
a. Dalil Aqli
sifat Qudrot
Dalilnya adalah adanya alam semesta.
Proses penyusunan dalilnya, jika Allah tidak berkemampuan niscaya Allah lemah(‘Ajzun), dan apabila Allah lemah maka tidak akan mampu menciptakan makhluk barang sedikitpun.
b. Dalil Naqli sifat Qudrot
إن اﷲعلى كل شيى قد ير
Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu. (QS. Al-Baqarah [2]:20)
8. Iradah : artinya kehendaknya Allah Swt, maknanya
penentuan segala tentang ada atau
tiadanya, maka
Allah Swt yang selayaknya menghendaki tiap - tiap sesuatu apa yang di
perbuatnya, artinya kita manusia telah di tentukan dengan kehendak Allah Swt,
seperti :
tentang
rezeki, umur, baik, jahat, kaya, miskin dan lain sebagainya
a. Dalil Aqli sifat Irodat.
Dalilnya adalah adanya alam semesta.
Proses penyusunan dalil, seasndainya allah tidak bersifat berkehendak niscaya bersifat terpaksa (karohah), dan allah bersifat terpaksa adalah mustahil karena tidak akan disifati qudrot, akan tetapi tidak disifatinya Allah dengan sifat qudrot adalah mustahil, sebab akanberakibat lemahnya Alla, sedangkan lemahnya Allah adalah mustahi, karena tidak akan mampu membuat makhluk barang sedikitpun.
b. Dalil Naqli sifat Irodat.
Firman Allah :
ان ربك فعال لمايريد
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki.
(QS. Hud[50]:107)
9. Ilmu :
artinya mengetahuinya Allah Swt, maknanya nyata dan terang akan meliputi dan
maha mengetahui akan segala tiap – tiap, tiada yang tersembunyi dan rahasia
bagiNya di alam jagat ini.
a. Dalil Aqli sifat Ilmu
Dalilnya adalah adanya alam semesta.
Proses penyusunan dalil, seandainya Allah tak berilmu niscaya tidak akan berkehendak, sedangkan allah tidak berkehendak adalah mustahil, karena tidak akan disifati qudrot, akan tetapi Allah tidak disifati dengan qudrot adalah mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah. Sedangkan lemahnya Allah adalah mustahil, karena tidak akan mampu membuat barang makhluk sedikitpun.
b. Dalil Naqli sifat Ilmu
Firman Allah :
وهوبكل شيى عليم
Dan dia maha mengetahui segala sesuatu.
(QS.Al Hadid [57]:3 atau QS. Al Baqaroh [2]:29)
10. Hayat :
artinya hidupnya Allah Swt, ini sifat yang tetap dan qadim lagi azali pada dzat
Allah Swt, ia tidak akan pernah mati, karena mati itu adalah ciptaanNya juga.
a. Dalil Aqli
sifat hayat
Dalilnya
adanya alam semesta. Proses penyusunan dalil, seandainya Allah tidak hidup maka
tidak akan disifati Qudrot, akan tetapi Allah tidak disifati dengan Qudrot adalah
mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah, seangkan lemahnya Allah adalah
mustahil, karena tidak akan mampu membuat alam semesta.
b. Dalil Naqli sifat Hayat
Firman Allah :
وتو كل على الحى الذ ى لايمو ت
Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup yang tidak mati. (QS. Al-Furqon [25]:58)
11. Sama’ :
artinya mendengarnya Allah Swt, ini sifat yang tetap ada yang qadim lagi azali
berdiri pada dzat Allah Swt, tiada sesuatu apapun yang luput dari
pendengarannya Allah Swt.
12. Bashar :
artinya melihatnya Allah Swt, hakikatnya ialah satu sifat yang tetap ada yang
qadim lagi azali berdiri pada dzat Allah Swt, Allah Swt wajib bersifat maha
melihat pada yang dapat di lihat oleh manusia atau tidak, jauh atau dekat,
terang atau gelap, zahir atau tersembunyi dan sebagainya.
13. Kalam :
artinya : berkata - katanya Allah Swt, ini sifat yang tetap ada, yang qadim
lagi azali, yang berdiri pada dzat Allah Swt, sebagai contoh adalah Al- Qur’an,
ini merupakan perkataannya (kalam) Allah Swt yang abadi sepanjang masa.]
14. Kaunuhu Qadiran : artinya keadaannya Allah Swt, ia
yang berkuasa mengadakan dan mentiadakan sesuatu.
15. Kaunuhu Muridan :
artinya keadaannya Allah Swt yang menghendaki dan menentukan tiap - tiap
sesuatu.
16. Kaunuhu ‘Aliman :
artinya keadaannya Allah Swt yang mengetahui akan tiap - tiap segala
sesuatu.
17. Kaunuhu Hayyun : artinya keadaannya Allah Swt yang
maha hidup, melebihi dari segala sesuatu apapun juga.
18. Kaunuhu Sami’an :
artinya keadaannya Allah Swt yang mendengar akan tiap - tiap segala
sesuatu yang maujud.
19. Kaunuhu Bashiran :
artinya keadaannya Allah Swt yang melihatakan tiap - tiap segala sesuatu yang
maujudat (berupa sesuatu yang ada ).
20. Kaunuhu Mutakalliman
: artinya keadaannya Allah Swt yang berkata – kata, yaitu sifat yang
berdiri dengan dzat Allah Swt.
Sifat Mustahil bagi Allah
Wajib pula bagi tiap muslimin dan
muslimat mengetahui akan sifat - sifat yang mustahil bagi Allah Swt, yang
menjadi lawan daripada sifat 20 (dua puluh) yang merupakan sifat wajib bagiNya,
berikut sifat - sifat yang mustahil bagiNya :
1. ‘Adam,
artinya tiada (bisa mati)
2. Huduth,
artinya baharu (bisa di perbaharui)
3. Fana’,
artinya binasa (tidak kekal/mati)
4. Mumathalatuhu
Lilhawadith, artinya menyerupai akan makhlukNya
5. Qiyamuhu
Bighayrih, artinya berdiri dengan yang lain (ada kerjasama)
6. Ta’addud,
artinya berbilang – bilang (lebih dari satu)
7. ‘Ajz,
artinya lemah (tidak kuat)
8. Karahah,
artinya terpaksa (bisa di paksa)
9. Jahl,
artinya jahil (bodoh)
10. Maut,
artinya mati (bisa mati)
11. Syamam,
artinya tuli
12. ‘Umy,
artinya buta
13. Bukm,
artinya bisu
14. Kaunuhu
‘Ajizan, artinya lemah (dalam keadaannya)
15. Kaunuhu Karihan, artinya terpaksa
(dalam keadaannya)
16. aunuhu
Jahilan, artinya jahil (dalam keadaannya)
17. Kaunuhu
Mayyitan, artinya mati (dalam keadaannya)
18. Kaunuhu
Asam, artinya tuli (dalam keadaannya)
19. Kaunuhu
A’ma, artinya buta (dalam keadaannya)
20. Kaunuhu
Abkam, artinya bisu (dalam keadaannya)
Sifat Wajib Dan Mustahil Bagi Rasul
Berikut ini adalah 4 sifat yang wajib bagi Rasul :
Siddiq. Artinya benar
dalam segala ucapan dan tingkah lakunya. Sifat Rasul ini berarti menerjemahkan,
bahwa Rasul tidak pernah berbohong.
Amanah. Artinya bisa
dipercaya. Rasul adalah utusan Allah yang diberikan amanah untuk menuntun
umatnya kejalan yang benar.
Tabligh. Artinya
menyampaikan. Pada diri seorang Rasul memiliki sifat ini, yaitu menampaikan
semua yang di wahyukan Allah kepadanya.
Fatanah. Artinya adalah
pintar, cerdas. Seorang Rasul memiliki kecerdasan yang bisa digunakan untuk
menebarkan agama Allah.
Berikut adalah sifat yang mustahil bagi Rasul :
Kazib. Artinya dusta.
Seorang Rasul tidak pernah berdusta atau berbohong
Khianat. Artinya curang
Kitman. Artinya Tdak
menyampaikan atau selalu menyembunyikan
Biladah. Artinya
bodoh.
0 komentar:
Posting Komentar